Senin, 25 Mei 2009

SIAPKAN UNTUK YANG TERBAIK



Keterlibatan dari banyak fihak mutlak adanya
dalam persiapan sebuah pertunjukan terutama
yang melibatkan banyak personil.
Suasana ketika Make Up menjelang pelaksanaan
lomba "Tetembangan" di Surabaya tahun 2007.
Rombongan yang tidak asing lagi di tingkat Jawa Timur

(MIN Malang 1 sebagai duta Kota Malang)


The involvement of many parties is absolutely the
in preparation for a show especially
which involves a lot of personnel.
This is the atmosphere when the makeup before
competition "Tetembangan" started in 2007 in Surabaya.
The group is no stranger to the level of East Java
(MIN Malang 1 as an ambassador of Malang)

PIALA (FESTIVAL TETEMBANGAN)


Hiasi diri dengan predikat terbaik.
Lomba adalah salah satu ajang unjuk
kemampuan dan lebih tepatnya untuk
aktualisasi diri yang dikompetisikan.
Sebuah produk kesenian tentunya melibatkan
banyak unsur dalam penciptaannya. Seluruh
jiwa raga terlibat di dalam proses dan yang
akhirnya ditransformasikan dalam bentuk/ujut
yang bisa memberikan minimal pengalaman
baru dan syukur mampu menghadirkan pencerahan
bagi penikmatnya.

GROUP KARAWITAN MIN MALANG 1



Group super sibuk dalam sejarah kelompok
Karawitan di MIN Malang 1. Berbagai macam
kejuaraan, pentas dalam berbagai iven telah
menyertanya di sela-sela kesibukan belajar
sehari-hari.

PIALA


Siapaun kan bangga bila penghargaan
senantiasa mau mengikuti kemana
langkah kita. Meskilah kita serius namun
tetap simpatik.
Sebuah penghargaan sederhana dalam
Festifal Musik Tradisi Jawa Timur tahun
2006.

Jumat, 22 Mei 2009

KENDANG


Di sini kaya akan kreatifitas kita apa bila
kita mau mengakrabinya. Sentuhan demi
sentuhan akan menghasilan bunyi dan
nuansa yang berbeda. Mari kita akrabi dan
kenali luar dalamnya...

Kamis, 21 Mei 2009

Rabu, 20 Mei 2009

PEMBELAJARAN KARAWITAN MIN MLG 1



MIN Malang 1 sejak puluhan tahun telah
mengembangkan salah satu aset bangsa
"Seni Karawitan" dengan menempatkan
menjadi matapelajaran wajib yang terakomodasi
dalam KTSP. Dalam perkembangannya MIN
Malang 1 selalu menjadi perhatian masyarakat
ketika ada iven festifal yang terkait dengan
Gamelan atau tembang baik dalam tingkat kota
maupun propinsi. Predikat juara, selama kurun waktu
lima tahun terakhir selalu melekat padanya. Sehingga
MIN Malang 1 selalu menjadi perhatian dengan
kreatifitasnya yang selalu memunculkan karya-karya
baru yang berbeda dengan yang lain.

Selasa, 19 Mei 2009

SET GAMELAN


Gamelan yang terbuat dari besi/plat cukup
memadai untuk kegiatan pembelajaran di sekolah,
terutama di sekolah dasar hingga SMU/SMK.
Dalam hal perawatan relatif mudah terutama
ketika proses penyeteman (nglaras). Sekolah/pemilik
tidak harus mendatangkan tukang laras selama
pemiliknya mengerti cara nglarasnya disamping
memiliki kepekaan nada. Cukup dengan berbekal
'palu' gamelan bisa dilaras seperti semula.

Minggu, 03 Mei 2009

Tradisi Sekaten

Malam ini (19/3) merupakan malam terakhir perayaan Sekaten tahun ini, setelah selama sebulan acara Sekaten digelar di Alun-Alun Yogyakarta.

Puncak acara Sekaten sendiri ditandai dengan dikeluarkannya 2 perangkat gamelan kraton yang diletakkan dan dimainkan di halaman Masjid Agung Yogyakarta selama seminggu sebelum puncak acara Grebeg Sekaten.

Awal dari acara puncak Sekaten adalah dengan dikeluarkannya gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Naga Wilaga (kalo di Solo adalah Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari) pada tanggal 5 bulan Mulud, seminggu sebelum Maulid Nabi yang jatuh pada tanggal 12 Mulud Tahun Jawa.

Sekitar pukul 23.00, gamelan kraton dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, di Bangsal Sri Manganti lalu disinggahkan di Bangsal Ponconiti yang kemudian dengan pengawalan para prajurit kraton, dibawa ke halaman Masjid Agung.

Gamelan Kyai Guntur Madu diletakkan di Pagongan Lor (utara) sedangkan Kyai Naga Wilaga diletakkan di Pagongan Kidul (selatan) halaman Masjid Agung. Prosesi ini disebut dengan upacara Mios Gangsa.

Selama sepekan, gamelan ini dibunyikan setiap hari, kecuali pada hari Kamis malam dan hari Jumat. Karena prosesi Mios Gangsa pada Sekaten tahun ini jatuh pada hari Kamis, maka gamelan ini ndak dibunyikan hari itu.

Gending-gending yang dimainkan memiliki nuansa magis yang kental. Menggunakan laras pelog namun berbeda dengan pelog biasa, gamelan ini dibunyikan dengan cara yang berbeda.

Seperangkat gamelan ini hanya terdiri atas bonang, saron, dan gong. Ndak seperti seperangkat gamelan lengkap lainnya.

Kalo menilik sejarah, tradisi ini diawali oleh Sunan Kalijaga yang menggunakan gamelan ini sebagai media dakwah. Untuk menarik perhatian masyarakat, Sunan Kalijaga memainkan gamelan ini dan ketika warga sudah berkumpul, Sunan Kalijaga memberikan pengajian.

Selama Sekaten berlangsung, memang di Masjid Gede setiap hari diadakan pengajian di sela-sela tabuhan gamelan.

Di sekitar halaman masjid banyak dijumpai para penjual kinang, telor merah, pecut, dan nasi gurih. Ada tradisi unik yang mendasari kenapa banyaknya penjual benda-benda ini.

Masyarakat percaya jika kita mendengar gamelan ini ditabuh, kemudian kita nginang (mengunyah daun sirih, gambir, tembakau, dan kapur) maka dipercaya kita akan awet muda dan mendapat berkah.

Ada kepercayaan kalo setelah nginang bibir dan gigi kita tidak berwarna merah, berarti kita sering bohong.

Selain tradisi nginang, ada tradisi membeli dan makan sega gurih (nasi gurih alias nasi uduk).

Tradisi ini adalah simbol bahwa kita mensyukuri apa-apa yang sudah kita dapatkan. Dengan makan nasi yang sudah diberi bumbu, diharapkan kehidupan kita akan semakin nikmat, seperti rasa nasi yang kita makan.

Ada pula tradisi membeli endog abang alias telur merah. Telur ini adalah telur rebus biasa yang kulitnya diberi warna merah. Telur ini kemudian ditusuk dengan menggunakan tusuk sate yang kemudian dihias.

Kalo di Solo, namanya endog amal, yaitu telor asin. Endog amal maksudnya agar kita menjadi orang yang suka beramal.

Telur adalah cikal bakal kehidupan. Sedangkan warna merah artinya keberuntungan, rejeki, berkah, dan keberanian.

Jadi diharapkan dengan memakan telur ini, kita bisa kembali lahir menjadi seseorang yang berjiwa bersih, pemberani, dan penuh keberkahan.

Sedangkan tusuk sate melambangkan bahwa kita semua memiliki poros kehidupan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Pecut juga banyak dijual di tempat ini. Pecut adalah alat yang digunakan untuk menggiring ternak agar berjalan pada jalan yang benar. Nah, makna membeli pecut di tempat ini adalah diharapkan kita bisa menggiring nafsu kita supaya berjalan ke jalan yang benar.

Sebelum upacara pengembalian gamelan ini ke Bangsal Sri Manganti dilaksanakan, di dalam serambi Masjid Agung diadakan acara pembacaan riwayat kehidupan Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Jawa.

Pembacaan riwayat ini dihadiri oleh Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwana X beserta keluarga dan abdi dalem.

Sekitar pukul 22.30, pembacaan riwayat Nabi selesai. Para pasukan bersiap, dan Ngarso Dalem pun berjalan keluar masjid untuk kembali ke kraton dengan diiringi para prajurit Wirabraja, yang sering disebut dengan pasukan lombok abang karena seragamnya mirip lombok ini, sebagai cucuk lampah.

Setelah Ngarsa Dalem kembali, gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Naga Wilaga pun kemudian diangkat dan kemudian dikembalikan. Prosesi pengembalian ini disebut dengan Kondur Gangsa.

Besok pagi, puncak perayaan Maulid Nabi akan berlangsung, yaitu Grebeg Sekaten, yang dilakukan di halaman Masjid Agung juga.

Baca juga: Grebeg Maulud, Puncak Acara Sekaten.

Gamelan, Orkestra a la Jawa

Gamelan : Orkestra a la Jawa

Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah anda bisa menikmati versi aslinya.

Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa, sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.

Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan. Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

Anda bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis.

Salah satu tempat di Yogyakarta dimana anda bisa melihat pertunjukan gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, anda bisa menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua, anda bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.

sumber: http://www.bengkelmusik.com/forum


Sabtu, 02 Mei 2009

HU......HA........


Kemasan Seni Pertunjukan Tetembangan dengan
judul HU.....HA....! adalah bentuk sajian tembang-tembang
dolanan anak yang dikemas dengan dinamis, mendidik dan
menhibur terlebih untuk konsumsi anak-anak usia sekolah
dasr. Tema-tema Up to date diangkat dalam sajian tersebut
yang diikutkan dalam festifal Seni Pertunjukan tetembangan
Pekan Seni Pelajar Jawa Timur tahun2007. MIN Malang 1
sebagai Duta Kota Malang, yang dalam kesempatan ini
meraih Nominasi 5 Penyaji Terbaik. Alhandulillah sejak tahun
2003 MIN Malang 1 masih mampu mempertahankan sebagai
Juara.

PEMAIN GAMELAN CILIK YANG HANDAL


Anak-anak MIN Malang 1 paling kreatif dibidang seni karawitan
(Memainkan Gamelan Jawa). Selama Kurun waktu 2006 -2008
(kelas 4 s/d kelas 5) tidak kurang dari 20 - 25
kegiatan yang berhubungan dengan gamelan yang telah diikuti.
Mulai dari kegiatan-kegiatan di sekolah, pentas di luar sekolah
yang berupa pesanan maupun dalam bentuk lomba/festival.
Bentuk kegiatannya antara lain: pengiring berbagai tari,
wisuda, menyambut tamu, Pemusik lomba Cipta lagu daerah,
pengiring Festival Adikara Jawa timur,
Kolaborasi opera Hardiknas, Pengiring wayang orang, ketoprak,
Konser Karawitan/musik tradisi, lomba tetembangan,
Kidungan Jula-Juli dan masih banyak yang lain.